Indonesia Belajar Minum Kopi Tanpa Ampas

Istilah warung kopi sudah tidak asing lagi di Indonesia. Tidak mengherankan tentunya, karena Indonesia sejak lama telah menjadi penghasil kopi terbesar di dunia. Pada 2012 lalu, Indonesia ditahbiskan sebagai produsen kopi terbesar ke-3 di dunia. Sungguh sangat ironis (lagi-lagi) apabila kopi menjadi komoditas eksklusif, yang harganya sulit dijangkau masyarakat luas.
Menurut berita yang dimuat di www.bumn.go.id, Indonesia berada di peringkat ketiga produsen kopi terbesar di dunia. Itu berdasarkan data Indonesian Coffee Festival (ICF). Brazil masih menjadi produsen kopi nomor satu di dunia, disusul Kolombia. Namun memang, tradisi minum kopi di Indonesia benar-benar tradisional, bukan hanya
dalam hal penyajiannya, namun juga style-nya. Sebelum kedai-kedai kopi modern (caf ) menjamur di Indonesia, sejumlah daerah di Indonesia masih menganggap bahwa minum kopi itu adalah kebiasaan orang-orang tua (untuk tak menyebut kakek-kakek/nenek-nenek), dan mungkin hingga kini pun anggapan itu masih bertahan. Selain itu, pengertian warung kopi di Indonesia

tak beda halnya dengan semacam warteg . Cara penyajiannya sudah pasti dengan cara tubruk . Tak heran juga karena mesin pembuat kopi yang menggunakan air panas dengan tekanan tinggi juga merupakan ciptaan negara barat. Kopi yang dibuat dengan mesin kopi seperti ini disebut dengan istilah Americano ejekan kepada orang Amerika yang ingin agar espresso-nya dibuat lebih encer
SELANJUTNYA :
Indonesia Belajar Minum Kopi Tanpa Ampas (2)
Indonesia Belajar Minum Kopi Tanpa Ampas (3)